Jong Batak’s Arts Festival #12: Hari Kedua – Merayakan Bunyi, Rasa, dan Ruang Bersama

Medan, 19 Oktober 2025 – Hari kedua Jong Batak’s Arts Festival #12 berlangsung meriah dengan rangkaian penampilan yang menegaskan kekayaan ekspresi budaya Batak dan Sumatera Utara. Panggung diisi oleh Eta Margondang, D’Ethnic, Sanggar Mbuah Page Dokan, dan Sanggar Maduma yang membawa energi kolektif dalam bentuk musik, tari, dan pertunjukan berbasis tradisi.

Selain pertunjukan, festival hari kedua juga menghadirkan “Ngobrol Buku”, ruang literasi yang membuka percakapan tentang budaya, tradisi, dan ekologi dalam konteks masa kini. Di area Etnokuliner, pengunjung menikmati pengalaman rasa dari “Dali ni Horbo”, sajian khas berbahan dasar susu kerbau yang menjadi warisan kuliner Batak. Juga menghadirkan Sanggar Anak Sungai Deli (SASUDE) yang menjadi percakapan hangat dalam membahas penanganan sampah.

Direktur festival, Audrin Manurung, menegaskan bahwa Jong Batak’s Arts Festival (JBAF) bukan hanya perayaan seni pertunjukan, tetapi juga ruang lintas rasa dan gagasan.

“Melalui JBAF #12, kami ingin menghadirkan ruang matarasa – ruang di mana masyarakat bisa datang, menikmati, dan merasakan karya dengan pancaindra. Ruang ini terbuka setiap hari selama festival, menampilkan instalasi dan karya seni rupa yang mengajak pengunjung untuk berdialog dengan budaya dan alam,” ujar Audrin Manurung.

Ruang Matarasa menjadi salah satu pusat interaksi publik di festival, menampilkan karya-karya seniman visual yang mengeksplorasi tema “Pangan Lokal;Ronggurnesia: Suara dari Akar Budaya yang Menggema ke Masa Depan.” Di ruang ini, pengunjung dapat berlama-lama menikmati instalasi, berbincang dengan seniman, dan merasakan atmosfer artistik yang berpadu dengan tradisi. Jong Batak’s Arts Festival #12 akan berlangsung hingga 28 Oktober 2025, dengan berbagai kegiatan yang melibatkan seniman lintas disiplin, komunitas, dan publik. Festival ini diselenggarakan oleh Rumah Karya Indonesia (RKI) sebagai bagian dari upaya berkelanjutan menghidupkan ruang seni berbasis tradisi dan keterlibatan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

JENIS
PENDAFTARAN