Rumah Karya Indonesia, Medan, Roadshow Lake Toba Traditional Music Festival kabupaten Karo membawakan karya musik dengan tajuk “Sound of Bumi Turang” yang dikomposeri oleh Brevin Tarigan. Brevin menerangkan Sound of Bumi Turang merupakan enterpretasi bunyi-bunyian yang ada di (bumi) Karo. “Kita percaya bunyi itu awalnya berasal dari tubuh manusia, dari teriakan dan bunyi tubuh,” kata Brevin saat diwawancarai di Open Stage Taman Mejuah-juah Berastagi, Jumat (3/6). Sebelum akhirnya mereka mengenal instrumen seperti bambu (keteng-keteng) dari tahap sederhana hingga ke tahap yang lebih tinggi yaitu logam. Brevin membagi bagan komposisi musik ini menjadi 3 bagian yang masing-masing terinspirasi dari reportoar yang ada di Karo, tempo lambat yang terinspirasi dari reportoar simalungen rayat, tempo sedang terinspirasi dari reportoar odak-odak, dan tempo cepatnya terinspirasi dari reportoar patam-patam.
Brevin mengungkapkan misi dari Sound of Bumi Turang ini adalah pembuktian bahwa musik tradisi bisa dielaborasikan dengan musik-musik lainnya sehingga menjadi akrab di telinga pendengarnya dalam kesempatan ini musik orkresta dari grup Cadenza Chamber Music dengan jumlah 11 orang. Karya ini merupakan hasil kolaborasi dari 40 anak dari sanggar-sanggar yang ada di tanah Karo yaitu Sanggar Mbuah Page, Sanggar Sora Kemulihen, dan Sanggar Arih Ersada. Pun melibatkan 9 orang grup musik dari Medan yakni Detradisi dan 6 orang dari kelompok Eta Margondang yang memiliki kekuatan musik dari 4 puak yang ada di danau Toba yakni Toba, Karo, Simalungun, dan Pak-pak. Brevin bercerita, reportoar ini digarap dalam waktu sebulan sebelum disajikan kepada khalayak Roadshow Lake Toba Traditional Music Festival Kabupaten Karo. Brevin bertutur, ia membutuhkan energi yang besar selama melatih reportoar apalagi pemainnya terdiri dari lintas umur dan kelompok musik yang berbeda.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Munarta Ginting mengatakan bahwa mencintai musik tradisi adalah tanggung jawab bersama. Maka dari itu sudah sepatutnya kita (masyarakat Karo) untuk melestarikan, menjaga, dan memperkenalkan musik tradisi kepada anak dan wisatawan yang berkunjung ke Karo.
Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang turut bangga atas terselenggaranya Lake Toba Traditional Music Festival di Karo. Ia mengatakan event ini sebagai ajang untuk memperkenalkan tradisi Karo khususnya musik tradisi.
Retno Raswaty perwakilan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengungkapkan Lake Toba Traditional Music Festival adalah ajang untuk memperdengarkan musik tradisi dari Danau Toba untuk Indonesia. Sebagai salah satu warisan tak benda, Retno berharap musik tradisi tetap lestari dan dikonsumsi masyarakat.
Lake Toba Tradisional Musik Festival ini merupakan rangkaian dari Festival Musik Tradisi Indonesia program dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Film, Musik, dan Media Baru bekerja sama dengan Rumah Karya Indonesia. Ojax Manalu Direktur Rumah Karya Indonesia menjelaskan ini merupakan Roadshow kedua dari Lake Toba Tradisional Festival setelah melakukan roadshow yang pertama di Kabupaten Dairi pada 20-21 Mei lalu.
“Puncaknya akan dilaksanakan pada 3 sampai 5 Agustus di tiga desa di Kabupaten Toba,” kata Ojax.
Ojax berharap melalui Lake Toba Traditional Music Festival ini, musik-musik tradisi terkhusus musik tradisi dari 4 puak yang ada di danau Toba dikenal bahkan dia krabi telinga-telinga masyarakat Indonesia.