1000 Tenda Kaldera Toba Festival masih dengan spirit awal ketika festival ini diinisasi, menjadi ruang kolektif bersama, pertemuan antara seniman, para traveler dan para aktivis sosial. Festival ini menjadi tempat untuk diskusi bersama dengan berbagai topik aktual, kemping bersama dan menikmati seni pertunjukkan.
Tema Imajinasi Anak Muda, menjadi tema penting di festival 1000 tenda kali ini, mengingat situasi pandemi yang belum berkesudahan dan perkembangan teknologi digital dunia yang semakin melesat serta partisipasi anak muda dalam politik dan kegiatan kreatif lainnya, maka akan semakin menggairahkan bagi imajinasi anak muda. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi anak muda, merumuskan mimpinya, menegaskan imajinasinya dan bergerak mewujudkannya
Tema Geobike 8 tahun 2022 adalah "roll and rejoice" yang berarti berputar dan sukacita sebagai bentuk perayaan tahun kedelapan pelaksanaan geobike kaldera Toba denga muatan geo-diversity, cultural diversity, eco-diversity dalam konteks tourism seputaran Danau Toba sebagai tujuan super prioritas
Unity In Locality bertujuan untuk membangun ekosistem dengan para pegiat film dari sekitar kawasan super prioritas Danau Toba. Sangat diharapkan kegiatan ini menjadi suatu bentuk nyata pemajuan pariwisata di super prioritas Danau Toba.
HorjaGeopark Kaldera Toba, mengangkat Teman “bohi - bohi”, Melihat anak muda dan aktifitas Seni dan budayanya adalah wajah Danau Toba “Geopark” itu Sendiri.Masih dalam konsep pemberdayaan anak muda yang bergiat dalam seni dan budaya, sebagai representasi wajah Danau Toba. Arus perkembangan pengetahuan terus bergerak dan dialirkan ke Daerah, seniman dan akademisi diharapkan bisa menjadi jembatan itu sendiri
Horja Geopark dalam bentuk sinergitas Seniman, Akademisi dengan anak muda di daerah melalui transfer pengalaman, pengetahuan dan skill, karena melihat paduan Alam, kesenian dan budaya sebagai potensi yang masih bisa digali. Memaksimalkan Sumber Daya yang ada sebagai represantasi Wajah Danau Toba itu sendiri
Di Desa Silahisabungan terdapat 13 prasasti yang dipercaya memiliki kaitan dengan kerajaan Silahisabungan pada masa itu. Salah satunya adalah batu Sigadap (Batu Persidangan). Prasasti ini terdiri dari 2 batu dengan posisi yang berbeda, satu dengan posisi tertidur dan satu lagi berdiri tegak. Makna yang dipercaya disini adalah kebenaran akan berdiri tegak sedangkan serta kebohongan, ketidakadilan akan tetidur dan mati. Tim TSAF #7 mengharap kebudayaan tetap berdiri tegak, dan tak pernah mati terabaikan.
Eta Margondang merupakan program kolaborasi antara maestro pemusik tradisi dengan pemusi tradisi anak-anak muda di kawasan danau Toba. Kolaborasi ini sebagai bentuk keberlanjutan musik tradisi tersebut. Eta margondang menawarkan komposisi musik yang bersumber dari empat puak wilayah (Karo, Toba, Simalungun, Pak pak) yang ada di Kawasan Danau Toba. Eta margondang juga menawarkan komposisi musik yang […]
Lake Toba Traditional Music Festival 4.0 sebuah gagasan Rumah Karya Indonesia bersama Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Kemdikbudristek. Festival ini mencoba mendekatkan ‘seniman’ atau pencipta music pada sumber-sumber kebudayaan yang ada di Kawasan Danau Toba. Serta menghadirkan ‘jembatan’ antara seniman dan pemusik tradisional dari 4 puak di kawasan Danau Toba. Tahun ini merupakan tahun keempat […]
Lake Toba Traditional Music Festival 4.0 sebuah gagasan Rumah Karya Indonesia bersama Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Kemdikbudristek. Festival ini mencoba mendekatkan ‘seniman’ atau pencipta music pada sumber-sumber kebudayaan yang ada di Kawasan Danau Toba. Serta menghadirkan ‘jembatan’ antara seniman dan pemusik tradisional dari 4 puak di kawasan Danau Toba. Tahun ini merupakan tahun keempat […]
Lake Toba Traditional Music Festival 4.0 sebuah gagasan Rumah Karya Indonesia bersama Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Kemdikbudristek. Festival ini mencoba mendekatkan ‘seniman’ atau pencipta music pada sumber-sumber kebudayaan yang ada di Kawasan Danau Toba. Serta menghadirkan ‘jembatan’ antara seniman dan pemusik tradisional dari 4 puak di kawasan Danau Toba. Tahun ini merupakan tahun keempat […]
Toleransi tidak hanya berbicara tentang sesuatu yang
dapat dilihat, tapi juga sesuatu yang dirasakan. Bagaimana kita tidak hanya berbicara tentang saling menghargai, tetapi ada keterbukaan dan penerimaan dalam suatu hal, sama halnya dengan seni. Terdapat beberapa jenis,
genre atau aliran di dalam elemen-elemen seni (musik,tari, rupa, teater, dll), seperti tradisi, modern, dan perkembangannya. Melalui kegiatan ini,JBAF #9 ingin membuat eksperimen dengan toleransi dalam bentuk seni pertunjukan. “Bergerak dengan ekspresif, melihat dengan Toleransi” ini akan mengajak masyarakat khususnya anak-anak muda untuk bisa saling menerima, terbuka, dan
bersatu dengan semangat Sumpah Pemuda.